Mulai dari relaksasi pembiayaan guna memperlancar arus kas (cash flow), penundaan bayar pokok dan bunga kredit, dan penurunan bunga kredit. Begitu pula dengan permintaan bebas bea masuk untuk impor bahan baku makser dan Alat Pelindung Diri (APD) dan penundaan bayar tagihan listrik.
"Sampai saat ini belum ada respons dari pemerintah, padahal kami meminta sesegera mungkin," ungkap Sekretaris Eksekutif API Rizal Tanzil Rakhman kepada CNNIndonesia.com, Jumat (3/4).
Selain itu, sambungnya, asosiasi tekstil terus berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian. Sayangnya, sampai saat ini belum ada pemenuhan dari berbagai permintaan para perusahaan tekstil. "Sebenarnya semua (permintaan) urgent di kondisi begini, masing-masing sektor memiliki urgensi masing-masing," katanya.
Senada, Ketua Umum API Jemmy Kartiwa mengatakan kemudahan yang diharapkan para perusahaan tekstil dari sesama rekan di bidang tekstil dan perbankan pun belum terealisasi. Namun, masih terus coba dikomunikasikan.
"Misalnya penundaan cicilan itu business-to-business (b-to-b), jadi harus masing-masing perusahaan nego sama banknya," katanya.
Sebelumnya, Jemmy menyatakan berbagai keringanan ini sejatinya sangat diperlukan perusahaan asosiasi agar cash flow terjaga. Dengan begitu, risiko terburuk berupa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pekerja tidak terjadi.
"Kami lihat kemampuan teman-teman stok bagaimana, cash flow bagaimana. Memang PHK ini sangat dilematis. Kami sebetulnya anggota API sangat menghindari terjadinya PHK," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Hal lain yang juga bisa menunjang cash flow adalah penundaan bayar tagihan listrik. Menurutnya, keringanan ini seharusnya bisa diberikan dengan kriteria tertentu.
"Dan pemberian diskon tarif beban idle untuk pukul 22.000 sampai 06.00 pagi," katanya.
(uli/sfr)"tengah" - Google Berita
April 04, 2020 at 08:35AM
https://ift.tt/2X9X49c
Pengusaha Tekstil Tagih Insentif Pemerintah di Tengah Corona - CNN Indonesia
"tengah" - Google Berita
https://ift.tt/2STVLJo
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment