Krisis ekonomi sudah mulai melanda negeri ini. Efek dari wabah pandemik Corona (Covid-19) yang benar-benar mengerikan. Melanda semua negara. Menyerang semua orang. Langsung atau tidak langsung. Sudah ratusan ribu yang mati. Jutaan yang terinfeksi. Puluhan juta yang diawasi. Ratusan juta yang frustasi. Sebabnya, wabah Corona tak hanya mengancam jiwa. Wabah ini juga nyata mengancam ekonomi negara.
Dunia bisnis lesu. Banyak usaha bangkrut. Banyak karyawan dirumahkan. Tak sedikit yang di-PHK. Angka pengangguran otomatis meningkat pesat. Jasa transportasi berbasis online (Ojol) pun banyak yang megap-megap. Padahal banyak pengangguran selama ini tertolong dengan adanya Ojol.
Akibatnya, banyak orang kehilangan pendapatan. Efeknya, hidup makin susah. Banyak yang tak bisa bayar kontrakan. Banyak yang menunggak cicilan kendaraan. Tak sedikit yang kelaparan. Krisis ini benar-benar membuat banyak orang dalam situasi kritis.
Namun demikian, pertanyaan tetap layak kita ajukan: Haruskah kita pesimis? Apalagi sampai frustasi? Tentu tidak. Seorang Muslim sejati harus tetap sabar. Tak mudah frustasi. Harus tetap bersyukur. Selebihnya, ia harus tetap optimis. Jika mungkin senang dan bergembira saat dihadapkan pada ragam kesulitan. Sebabnya, Allah SWT telah memberikan jaminan (yang artinya): Fa inna ma'a al-'usri yusr[an], inna ma'a al-'usri yusr[an] (Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan) (QS al-Insyirah [94]: 5).
Ayat ini menarik. Dalam ayat ini Allah SWT menggunakan kata ma'a (bersama), bukan ba'da (sesudah). Dengan demikian ayat di atas lebih tepat diterjemahkan dengan, "Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan." Bukan, "Sungguh sesudah kesulitan ada kemudahan." Pasalnya, sebagaimana dinyatakan oleh Imam ar-Razi, karena jarak waktu antara kesulitan dan kemudahan itu sangat pendek. Seolah keduanya susul-menyusul. Berbarengan. Beriringan. Bahkan berdampingan.
Imam ar-Razi lalu menukil sebuah hadis qudsi bahwa Rasul saw. pernah bersabda, "Allah SWT telah berfirman: Khalaqtu 'usr[an] bayna yusrayn. Fala yaghlibu 'usyr[un] yusrayn (Aku telah menciptakan satu kesulitan di antara dua kemudahan. Karena itu tak akan pernah satu kesulitan bisa mengalahkan dua kemudahan)."
Ini sejalan dengan sabda Rasul saw. yang lain, "Tak akan pernah satu kesulitan bisa mendominasi dua kemudahan." (Ar-Razi, Mafatih al-Ghayb, XVII/92).
Masya Allah! Makna ini sangat dalam. Seharusnya siapapun yang ditimpa kesulitan tak perlu risau. Siapapun yang dilanda krisis tak perlu galau. Sebabnya, pasti kesulitan itu datang bersamaan dengan dua kemudahan. Pasti kesusahan didampingi dan dikawal oleh dua kemudahan.
Imam az-Zamakhsyari bahkan menyatakan bahwa frasa inna ma'a dalam ayat di atas berfungsi li ash-shuhbah. Artinya, menunjukkan kedekatan dan keakraban. Seolah-olah kesulitan itu "bersahabat" dengan kemudahan. Di mana ada satu kesulitan, di situ pasti ada dua kemudahan. Bukan hanya satu kemudahan, sebagaimana dijelaskan di atas.
Alhasil, di tengah situasi kritis akibat wabah saat ini, sejatinya kita selalu siap menghadapi kesulitan. Dengan penuh kesabaran. Tetap tegar. Tetap bersyukur. Bahkan kita harus tetap optimis. Sebabnya, bersama kesulitan ada dua kemudahan. Itulah mengapa banyak ulama salafush-shalih dulu yang seolah-olah berharap musibah datang kepada mereka. Pasalnya, mereka amat yakin, makin banyak kesulitan menimpa mereka, Allah SWT telah menyediakan lebih banyak lagikemudahan untuk mereka.
Ustadz Fatih Karim
Founder Cinta Quran Foundation, Co-Founder QuranBest, IG : @fatihkarim
*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab pembaca selaku pengirim.
(erd/erd)"tengah" - Google Berita
May 01, 2020 at 03:16PM
https://ift.tt/2VQWSKW
Optimistis di Tengah Krisis - Detikcom
"tengah" - Google Berita
https://ift.tt/2STVLJo
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment