KOMPAS.com - Pekan ini adalah pekan keempat atau genap sebulan setelah seruan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah disampaikan Presiden Joko Widodo, 16 Maret 2020.
Atas seruan baik sebagai upaya memutus rantai penularan covid-19 itu, rangkaian perayaan Paskah selama sepekan lalu dilakukan umat Kristiani di rumah.
Di puncak perayaan iman Kristiani soal kebangkitan itu, gereja-gereja kosong. Umat beribadah di rumah dengan perantaraan siaran langsung televisi atau live streaming.
Tidak hanya di Indonesia. Tradisi ratusan tahun yang dijaga Gereja Katolik untuk misa dengan umat di dalam gereja berubah.
Paus Fransiskus untuk pertama kali memimpin misa di Basilika St Petrus, Vatikan tanpa umat. Kosong. Umat Katolik yang berjumlah sekitar 1,3 miliar bisa mengikuti misa via live streaming.
Selamat Paskah buat kamu yang merayakan. Ibadah menjadi berbeda di tengah dunia yang tengah berubah. Semoga kedalaman makna ibadah tidak berkurang karena perubahan ini.
O iya, bagaimana kabarmu? Semoga baik dan sehat selalu dengan imunitas tubuh yang baik.
Dalam situasi ketidakpastian yang tinggi terkait covid-19, doa paling banyak diucapkan adalah selalu sehat dan baiknya kondisi imunitas. Imuntas yang baik, bisa menangkal bahkan melawan covid-19. Salah satu pemompa imunitas adalah perasaan gembira.
Cari gembiramu dengan berbagi
Banyak kesaksian soal hal ini. Pasien di Semarang, di Ogan Komiring Ilir, di Malang, di Lampung dan di berbagai tempat menyatakan hal ini. Cari gembira dan bahagiamu karena baik untuk imuitasmu.
Mungkin kamu bertanya, dalam situasi penuh ketidakpastian seperti ini, bagaimana bisa mencari dan menemukan gembira?
Benar, tidak mudah memang. Dalam situasi ketidakpastian, panik dan mungkin marah yang kerap hadir di dalam diri, bukan gembira.
Dalam situasi tidak pasti dan sulit, untuk gembira, kita perlu melampaui diri sendiri. Pusat perhatian bukan diri kita pertama-tama, tetapi orang lain.
Orang lain yang membutuhkan bantuan dan kita bantu akan menghadirkan gembira. Bantuan kita menghentikan ketidakpastian orang lain dan karenanya menghadirkan gembira buat kita.
Terkait hadirnya gembira di tengah ketidakpastian dan kesulitan ini, sepekan lalu, kita mendapat beberapa contoh dari berita-berita yang hadir di kompas.com.
Keheningan hati Pak Mulyono yang tercermin dari pernyataan dan tindakannya yang mulia membuat saya terharu.
Mulyono adalah warga Kalibagor, Desa Srowot, Banyumas, Jawa Tengah. Untuk menopang hidupnya, Pak Mulyono menjadi driver ojek hingga ke Purwokerto. Jarak Banyumas ke Purwokerto sekitar 25 kilometer.
Saat sedang menunggu penumpang di Stasiun Bulupitu, Purwokerto, Sabtu (4/4/2020), Mulyono didatangi penumpang yang minta diantar ke Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
"tengah" - Google Berita
April 13, 2020 at 11:31AM
https://ift.tt/2Kcyf53
Mulyono dan Mulianya Hati Rakyat di Tengah Kesulitan karena Covid-19 - Kompas.com - KOMPAS.com
"tengah" - Google Berita
https://ift.tt/2STVLJo
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment