Rechercher dans ce blog

Thursday, April 16, 2020

Menyoal Kartu Prakerja di Tengah Virus Corona Ekonomi • 17 April 2020 10:07 - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan pendaftar Kartu Prakerja gelombang I. Ia menyebut pendaftar didominasi oleh masyarakat berusia 18-25 tahun dan 25-35 tahun.

Total pelamar gelombang I yang dibuka mulai Sabtu (11/4) sampai dengan Kamis (16/4) tersebut mencapai 5,96 juta orang. "Kami lihat antusiasme terbanyak dari usia 18-25 tahun. Kemudian, 25-35 tahun. Ini menunjukkan program Kartu Prakerja diminati dan mendapat respons luar biasa dari masyarakat," ujarnya dalam video conference, Kamis (16/4).

Program kartu prakerja merupakan program yang dijanjikan Jokowi pada masa kampanye Pilpres 2019, atau jauh sebelum pandemi virus corona atau covid-19 mewabah di Indonesia. Mulanya, program itu ditujukan untuk menambah keterampilan calon pekerja, pekerja korban PHK, dan yang ingin alih kerja.


Adapun kuota yang disiapkan pemerintah awalnya hanya untuk 2 juta orang. Gagasan awalnya, mereka yang ingin menjadi peserta akan diberi keterampilan dengan pelatihan secara tatap muka. Biaya pelatihan akan ditanggung negara. Bahkan, peserta akan diberi 'ongkos' selama periode pelatihan. Siapa yang mau menambah keahlian, tinggal daftar lalu ikut pelatihan yang dibiayai negara dan dapat uang dari negara.

Namun, pandemi corona yang menyebar sejak Maret lalu justru memicu gelombang PHK. Pemerintah pun ingin agar program ini tetap bisa jalan seperti rencana.

Bahkan, mereka ingin program tersebut bisa menjadi salah satu jaring pengaman nasional untuk para korban PHK. Agar keinginan tersebut terwujud, pemerintah mengubah format dan perhitungan anggaran program.

Anggaran biaya pelatihan sebesar Rp3 juta-Rp7 juta per peserta akhirnya sebagian dialihkan ke insentif. Hanya tersisa Rp1 juta untuk biaya pelatihan tiap peserta.

[Gambas:Video CNN]
Sementara insentif peserta dilipat gandakan dari Rp500 ribu menjadi Rp2,55 juta per peserta. Maka secara total, masing-masing akan mendapat pagu Rp3,55 juta.

Kendati memangkas anggaran biaya pelatihan, namun total dana yang diberikan sejatinya meningkat dua kali lipat, dari Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun. Sebab, peserta yang disasar pun meningkat dari 2 juta menjadi 5,6 juta orang.

Tak hanya itu, mekanisme pelatihan yang semula diarahkan pada bentuk fisik (offline)  diubah menjadi online melalui paket-paket pembelajaran. Namun, para ekonom menilai kartu prakerja ini dilematis dan tidak tepat sasaran.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi menilai program Kartu Prakerja sekarang ini dilematis. Pasalnya, program dijalankan saat pandemi virus corona dilakukan secara online.

(CNNIndonesia/Basith Subastian)

Di tengah wabah virus corona, masyarakat termasuk korban PHK memiliki prioritas lain ketimbang mengikuti pelatihan online. Salah satunya, memikirkan kebutuhan hidupnya yang berpotensi terganggu dan bukan malah latihan kerja. 

Lebih dari itu, ketimbang memanfaatkan pelatihan online, dari Kartu Prakerja, masyarakat bisa mengasah ketrampilan mereka melalui Youtube.

"Saya rasa difokuskan online tidak tepat sasaran. Pasalnya, para pengangguran ini memiliki banyak prioritas, dibandingkan untuk mengejar paket pelatihan online," paparnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/4).

Selain dilema itu, Fithra melihat ada dua paradoks lain dari program Kartu Prakerja tersebut. Pertama, multiplier cash yang dihasilkan dari dana Program Kartu Prakerja. 

Ia menyebut dana tersebut bisa memberi efek besar jika dimanfaatkan untuk mendongkrak daya beli masyarakat yang tengah tertekan oleh virus corona. Efek tersebut lebih besar ketimbang dimanfaatkan untuk membeli paket pendidikan yang disediakan melalui Program Kartu Prakerja.

"Jauh lebih berkali lipat manfaatnya jika digunakan untuk kebutuhan sehari-hari (ketimbang untuk Kartu Prakerja). Efek gandanya ke daya beli masyarakat akan lebih besar jika dibandingkan dengan membeli paket pendidikan lewat program tersebut," ujarnya.

Kedua, pelaksanaan program Kartu Prakerja saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurutnya, pelaksanaan tersebut memberi kesan seolah Kartu Prakerja 'melegalkan' bekerja di tengah pandemi, walaupun pelatihannya dilakukan secara online.

Atas paradoks tersebut, ia meminta pemerintah untuk mengevaluasi pelaksanaan program Kartu Prakerja. Dalam evaluasi tersebut, ia meminta anggaran yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut digeser untuk program bantuan ke masyarakat.

Karena pada saat gelombang PHK akibat corona terjadi, bantuan itulah yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat. "Daripada memaksakan sistem tidak tepat guna, lebih baik diubah menjadi universal income berbentuk cash transfer. Nomenklatur tetap kartu prakerja karena jika realokasi atau refocusing akan sulit," tegas Fithra.

Fithra mengungkap dengan mengubah skema insentif kartu prakerja menjadi universal income, masyarakat terutama korban PHK bisa mendapatkan 'bantalan' ekonomi untuk mempertahankan konsumsi dan hidup mereka.

"Daripada berputar di startup. Mereka bukan prioritas," ungkapnya.

Segendang sepenarian, Direktur Riset Core Piter Abdullah menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk melaksanakan program Kartu Prakerja. Pasalnya, pemerintah harus memprioritaskan pemberian bantuan kepada masyarakat supaya virus corona tidak membuat hidup mereka kian tertekan. 

"Menurut saya timing tidak pas. Sekarang harus menyesuaikan bantuan di tengah covid-19. Jangan dicampur aduk, jadi gak jelas," paparnya.

Piter melihat seharusnya pemerintah fokus ke mekanisme saluran bantuan yang terdampak covid-19 dan meninggalkan konsep kartu prakerja.

"PHK akibat corona malah disuruh pelatihan. Mereka di PHK bukan karena tidak ada skill, tetapi kondisi wabah. Mereka butuh hidup, butuh pendapatan di tengah kondisi saat ini," tegas Piter.

Piter melihat pemerintah cenderung memaksakan konsep pelatihan di Kartu Prakerja saat pandemi. Seharusnya, skema dapat disesuaikan.

Nantinya, jika kondisi wabah sudah mereda, maka kartu prakerja dapat dikembalikan ke konsep awal. "Ini malah memaksakan pelatihan apa? Ada apa di balik pelatihan? Siapa yang mendapat manfaat? Seperti memaksakan proyek yang tidak efektif," ungkap Piter.

Piter menegaskan pemerintah harus segera mengatasi wabah virus corona, agar tidak memunculkan keresahan.

(agt)

Let's block ads! (Why?)



"tengah" - Google Berita
April 17, 2020 at 10:07AM
https://ift.tt/3cjHagO

Menyoal Kartu Prakerja di Tengah Virus Corona Ekonomi • 17 April 2020 10:07 - CNN Indonesia
"tengah" - Google Berita
https://ift.tt/2STVLJo
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

Tornado Watch for parts of Middle Georgia - wgxa.tv

[unable to retrieve full-text content] Tornado Watch for parts of Middle Georgia    wgxa.tv "middle" - Google News December 30...

Postingan Populer