Sita (25) dan Ismi (28) telah merancang pernikahan mereka sejak November tahun lalu. Gedung pernikahan, penghulu, tim dokumentasi, dan segala kelengkapan pernikahan idaman telah mereka persiapkan.
Undangan pun telah disebar ke sanak keluarga. Masjid Ar-Rayyan dan Hotel Fatma di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mereka pilih sebagai tempat pengucapan janji sakral.
Sampai satu ketika, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang WNI terinfeksi virus corona. Imbauan beraktivitas di rumah pun diumumkan orang nomor satu di Indonesia itu.
Sita mulai bimbang. Ia khawatir pernikahan yang ia rencanakan akan terganggu. Belum hilang rasa cemas itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan Jakarta tanggap darurat corona. Wacana lockdown pun merebak.
Sita dan Ismi yang sama-sama merantau di Jakarta semakin khawatir. Waktu menuju pernikahan mereka tinggal tiga pekan lagi.
"Saudara dan keluarga saya semakin terdesak, 'Duh gimana kalau nanti 18 April benar-benar lockdown?'," ucap Sita menirukan kecemasan keluarganya.
Akhirnya Sita, Ismi, dan keluarga mengadakan rapat dadakan. Mereka bertemu secara virtual menggunakan panggilan video.
Dengan berat hati, resepsi pernikahan pun diundur ke waktu yang belum ditentukan. Akan tetapi, akad dimajukan dua pekan untuk menghindari potensi lockdown. Semua sepakat, telepon pun ditutup.
Namun dalam hitungan menit, kabar buruk kembali datang: Jombang dinyatakan sebagai zona merah corona. Satu orang dinyatakan positif, lima orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), dan 151 orang dalam pemantauan (ODP).
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
|
"Tapi kan ini momen yang saya dan keluarga tunggu banget. Saya anak perempuan satu-satunya. Masa iya menikah secara online," tutur Sita.
Akhirnya pernikahan pun tetap digelar di Jombang, di rumah orang tua Sita pada Jumat (3/4). Hanya ada kedua mempelai, penghulu, dua orang saksi, orang tua Sita, dan tim dokumentasi.
Sita mengaku ada beberapa kerabat yang kecewa dan marah karena tak dibolehkan datang. Namun menurutnya, semua ini untuk kebaikan bersama.
Pernikahan disiarkan via aplikasi Zoom. Semua sanak saudara, termasuk kedua orang tua Ismi, menyaksikannya secara virtual.
Pernikahan berjalan lancar dan hikmat. Tangis sempat pecah usai akad dinyatakan sah. Pasangan pengantin baru pun tak lupa menyapa kerabat mereka lewat komputer jinjing yang siaga sejak pagi.
"Semua keluarga, termasuk orang tuanya Ismi lewat Zoom. Mereka seragaman pakai baju putih-putih, saya terharu kayak pada rapi banget," ucap Sita mengingat momen manis itu.
Kesulitan menikah di tengah pandemi corona tak hanya dialami Sita dan Ismi. Pasangan Dela dan Aldi di Kabupaten Bekasi menggelar pernikahan yang mirip dengan Sita dan Ismi.
Akad digelar di ruang tamu rumah mempelai. Hanya ada keluarga dan penghulu. Semua hadirin mengenakan masker. Tak ada pesta, tak ada tamu undangan.
Nasib kedua pasangan pengantin itu terhitung beruntung. Beberapa pasangan pengantin lainnya bahkan harus menyelesaikan resepsi mereka lebih awal karena kebijakan aparat kepolisian.
Tercatat ada dua pernikahan yang dibubarkan kepolisian karena dinilai membuat kerumunan massa, yakni di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Nasib mereka sedikit berbeda dengan pernikahan Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana di waktu yang hampir berbarengan. Pernikahan sang Kapolsek tetap digelar secara mewah meski ada imbauan dari Presiden dan instruksi dari Kapolri.
Pernikahan yang sempat menjadi buah bibir warganet itu pun akhirnya ditangani Polri. Kompol Fahrul dicopot dari jabatan dan dipindahtugaskan. (dhf/pmg)
"tengah" - Google Berita
April 07, 2020 at 02:08PM
https://ift.tt/2ReJmxV
Menikah di Tengah Corona Tanpa Tamu dan Pesta Nasional • 07 April 2020 14:08 - CNN Indonesia
"tengah" - Google Berita
https://ift.tt/2STVLJo
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment