Ekonom Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengungkapkan pendapatan startup yang bergerak di sektor travel akan anjlok lantaran pembatasan perjalanan yang dilakukan pemerintah akibat penyebaran virus corona. Pasalnya, kebijakan itu akan membuat masyarakat akan lebih memilih diam di rumah demi menjaga kesehatan.
"Virus corona ini memunculkan beberapa shock, salah satunya travel shock. Ini yang mematikan bisnis travel," ucap Rhenald kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/4).
Beberapa startup yang bergerak di sektor travel, di antaranya Traveloka.com, Tiket.com, Pegipegi.com, dan Booking.com. Rhenald menilai operasional bisnis perusahaan tersebut akan lesu karena permintaan juga jauh berkurang dari sebelum-sebelumnya. Rhenald memproyeksi sulit bagi startup di sektor travel untuk pulih. Masalahnya, tak ada yang tahu persis kapan persoalan virus corona ini akan berakhir.
"Kalau pun China mengumumkan sudah pulih tapi pergerakan manusia nantinya untuk perjalanan akan terbatas," tutur Rhenald.
Artinya, perusahaan di sektor travel sulit untuk langsung bangkit setelah persoalan virus corona selesai. Rhenald bilang butuh waktu meningkatkan kembali keinginan masyarakat untuk bepergian pasca kasus virus corona berakhir.
"Nantinya akan banyak berubah, mungkin juga nanti perjalanan lebih banyak ke lokal atau regional. Sembuhnya perusahaan ini juga sejalan dengan industri penerbangan," jelas Rhenald.
Sementara, startup yang akan diuntungkan di tengah penyebaran virus corona adalah perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan. Beberapa startup itu, misalnya Halodoc dan Klikdokter."Sekarang era nya seperti itu, era nya Halodoc lalu Klikdokter. Pembelian vitamin akan meningkat, konsultasi kesehatan secara online juga naik. Ini karena orang semakin sadar untuk menjaga kesehatan," ungkap Rhenald.
Startup lainnya yang juga diproyeksi meraup pendapatan lebih banyak di tengah corona adalah perusahaan yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari, seperti Sayurbox. Pasalnya, masyarakat yang takut tertular virus corona akan memilih berbelanja secara online.
"Itu terlihat sekali permintaan naik," imbuh Rhenald.
[Gambas:Video CNN]
Sementara, Pendiri MarkPlus Group Hermawan Kartajaya menyatakan startup yang menyediakan layanan belajar secara online juga berpotensi mengantongi pendapatan lebih banyak dari sebelumnya. Sebab, masyarakat kini banyak menggunakan metode belajar dari rumah karena ada pembatasan di ruang publik di tengah penyebaran virus corona.
"Jadi mungkin seperti Ruangguru itu wajar kalau ramai karena semua dilakukan di rumah," ujar Hermawan.
Kemudian, startup lainnya juga untung di situasi seperti ini adalah perusahaan yang menyediakan belanja secara online. Beberapa contohnya, seperti Zalora dan Sorabel.
"Yang untung startup yang menawarkan belanja secara online, sekolah, dan kesehatan," tutur Hermawan.
Kendati begitu, Hermawan mengingatkan agar startup yang sedang bertumbuh pesat di tengah penyebaran virus corona ini agar tak seenaknya dalam menjalankan bisnisnya. Ia khawatir perusahaan menetapkan harga tinggi untuk memanfaatkan situasi."Saya peringatkan juga jangan seenaknya, kemudian harga dinaikkan. Kalau memang cost tinggi harga naik tidak apa-apa," terang dia.
Hermawan menambahkan situasi seperti ini kemungkinan besar akan berlangsung hingga kuartal III 2020. Dengan demikian, operasional bisnis akan kembali normal pada kuartal IV 2020.
"Kalau sekarang kan orang bergerak dari offline ke online, nanti setelah normal kembali lagi ke offline. Kami perkirakan kuartal IV 2020 baru normal," pungkas Hermawan.
(aud/agt)"tengah" - Google Berita
April 16, 2020 at 11:31AM
https://ift.tt/2RHASzN
Melihat Bisnis Startup Untung dan Buntung di Tengah Corona - CNN Indonesia
"tengah" - Google Berita
https://ift.tt/2STVLJo
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment