Pukulan bisnis paling terasa dari melonjaknya kredit macet yang dibukukan perusahaan. Secara nilai, kredit bermasalah (nonperforming loan) berkisar US$2,4 miliar-US$3 miliar per kuartal I ini. Jumlah kredit macet itu terbesar dalam sembilan tahun terakhir.
"Dampak ekonomi dari pandemi covid-19 yang dirasakan nasabah menjadi pendorong utama perubahan kinerja keuangan kami," ujar CEO HSBC Noel Quinn, dilansir AFP, Selasa (28/4).
Menurut Quinn, perusahaannya telah memerangi banyak ketidakpastian sejak dua tahun terakhir ketika genderang perang dagang berkumandang antara AS-China. Banyak bisnis yang terganjal akibat perseteruan dagang tersebut yang memengaruhi portofolio kredit di HSBC. Bisnis perusahaan yang banyak berkonsentrasi di Asia itu semakin babak belur setelah penyebaran penyakit covid-19 meluas.
Awal tahun ini, HSBC mengumumkan rencana PHK terhadap 35 ribu karyawannya, terutama dari divisi di Amerika Serikat dan Eropa.
Namun, karena pandemi covid-19, perusahaan mengonfirmasi jumlah karyawan yang terkena PHK akan lebih banyak lagi dari yang direncanakan.
Quinn memperingatkan wanprestasi akan meningkat semakin lama pandemi corona berlangsung. Diperkirakan, nilai kredit macet menembus US$7 miliar-US$11 miliar hingga akhir tahun nanti."Risiko terbesar saat ini datang dari sektor minyak dan gas, transportasi dan konsumen," imbuh dia.
(bir/agt)
"tengah" - Google Berita
April 28, 2020 at 01:48PM
https://ift.tt/2W8mSk9
Laba HSBC Rontok 48 Persen di Tengah Corona - CNN Indonesia
"tengah" - Google Berita
https://ift.tt/2STVLJo
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment