Rechercher dans ce blog

Wednesday, February 26, 2020

Menakar Pertumbuhan BCA di Tengah Tekanan Global - Investor Daily

JAKARTA, investor.id - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) diproyeksi tetap mampu mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan tahun ini. Pertumbuhan itu didukung oleh berlanjutnya peningkatan kredit, meski perseroan harus menghadapi sentimen negatif wabah Virus Korona yang berimbas terhadap ekonomi global.

Karena itu, sejumlah analis memperkirakan pertumbuhan kinerja keuangan BCA tahun ini lebih rendah. Hal ini terutama dipengaruhi oleh ketatnya persaingan kredit, khususnya konsumer. Perlambatan pertumbuhan juga dipengaruhi oleh dampak wabah Virus Korona yang bisa menggangu permintaan kredit korporasi.

Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun mengungkapkan, BCA bakal menghadapi tekanan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bersamaan dengan biaya kredit (credit cost) yang tetap datar. “Meski operasional perseroan diproyeksikan menghadapi tekanan, kami memperkirakan perseroan dapat mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan,” tulis dia dalam risetnya, baru-baru ini.

Lee menegaskan, BCA merupakan bank yang paling sensitif terhadap pergerakan tingat suku bunga perbankan, karena hampir 30% total kredit korporasi perseroan didasari bunga pasar.

Dia memperkirakan kenaikan laba bersih BCA tahun ini menjadi Rp 31,46 triliun dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp 28,56 triliun. Laba sebelum provisi dan pajak penghasilan (PPOP) diharapkan meningkat menjadi Rp 45,13 triliun pada 2020, dibandingkan perolehan tahun 2019 senilai Rp 28,56 triliun.

Pemegang saham Bank BCA
Pemegang saham Bank BCA

Sejumlah tantangan tersebut mendorong Mirae Asset Sekuritas Indonesia memilih untuk memangkas target harga saham BBCA dari Rp 38.500 menjadi Rp 37.300 dengan rekomendasi dipertahankan beli. Pemangkasan target tersebut mempertimbangkan pertumbuhan kredit perseroan lebih rendah tahun ini dan biaya kredit cenderung naik tipis. Target harga tersebut juga mengimplikasikan PB tahun ini sekitar 4,8 kali.

Sementara itu, analis Danareksa Sekuritas Eka Savitri mengungkapkan, pemangkasan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin ditambah merebaknya wabah Virus Korona di Tiongkok hingga melanda beberapa negara bisa berimbas terhadap perlambatan pertumbuhan kredit perseroan menjadi berkisar 5-7% tahun ini.

Mengenai penerapan PSAK 71, menurut Eka, diproyeksikan hanya berimbas minimal terhadap ekuitas BCA. Implementasinya akan membuat peningkatan dana pencadangan yang harus dianggarkan perseroan mulai tahun ini dengan perkiraan Rp 5,4-5,8 triliun.

Bank BCA.
Bank BCA.

“Kami memperkirakan penerapan PSAK71 akan membuat pertumbuhan ROAE perseroan lebih rendah tahun ini. Sedangkan pertumbuhan kredit telah direvisi manajemen BCA dari taget 8-9% menjadi 5-7% sepanjang tahun ini dipicu wabah virus corona dan telah mempertimbangkan pemangkasan suku bunga bulan ini,” jelas dia dalam risetnya.

Terkait pertumbuhan kredit, menurut Eka, manajemen BCA telah menyebutkan bahwa wabah Virus Korona akan mempengaruhi pergerakan kredit. Meski demikian, dampaknya masih sulit untuk dihitung. Danareksa Sekuritas juga memberikan pandangan terhadap credit cost perseroan tahun ini yang diperkirakan tetap terkontrol dengan baik dalam kisaran 64 basisi poin.

Berbagai faktor tersebut mendorong Danareksa Sekuritas untuk mempertimbangkan rekomendasi hold saham BBCA dengan target harga Rp 33.000. Target harga tersebut mengasumsikan PBV tahun ini sekitar 4,1 kali dan CoE sekitar 6,7%, dan ROAE mencapai 18,2%.

Target tersebut juga mempertimbangkan perkiraan kenaikan laba bersih perseroan tahun ini menjadi Rp 32,88 triliun dibandingkan raihan laba bersih perseroan tahun lalu mencapai Rp 28,56 triliun. PPOP juga diharapkan meningkat menjadi Rp 44,93 triliun dibandingkan perolehan tahun lalu mencapai Rp 40,88 triliun.

Di lain pihak, analis Trimegah Sekuritas Rifina Rahisa dan Willinoy Sitorus mengatakan, penurunan target pertumbuhan kredit BCA didasarkan atas fokus untuk menjaga kualitas aset tetap baik. Kualitas aset menjadi prioritas utama BCA di tengah ketidakpastian global saat ini.

Bank BCA. Foto: Investor Daily/DAVID
Bank BCA. Foto: Investor Daily/DAVID

Pihaknya juga menyebutkan pertumbuhan kredit perseroan kemungkinan ditopang kredit korporasi, dibandingkan konsumsi tahun ini. Menurut Rifina dan Willinoy, BCA kemungkinan mengalami perlambatan pertumbuhan kredit konsumer, dibandingkan bank lainnya. Hal ini dapat dilihat dari data tahun 2019 dengan pertumbuhan kredit perumahan perseroan hanya 6,5%, dibandingkan bank lainnya, seperti PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) di atas 10%.

Trimegah Sekuritas menilai bahwa persaingan kredit konsumer nampaknya akan meningkat, khususnya dengan bank kecil untuk menarik lebih banyak pelanggan ke depan. “Meski demikian investor meyakini bahwa BCA tetap mampu untuk menggenjot kredit konsumer ke depan didukung atas besarnya alokasi belanja modal perseroan, khusunya untuk pengembangan digital bank perseroan,” jelas Rifina dan Willinoy dalam risetnya.

Trimegah Sekuritas untuk menetapkan rekomendasi netral saham BBCA dengan target harga Rp 34.700. Target harga tersebut mempertimbangkan perkiraan PBV tahun ini sekitar 4,2 kali. Target tersebut juga mempertimbangkan kemampuan perseroan untuk menopang pertumbuhan kinerja keuangn.

Target tersebut juga mempertimbangkan ekspektasi peningkatan laba bersih menjadi Rp 33,16 triliun tahun ini dibandingkan realiasi tahun lalu mencapai Rp 28,57 triliun. Laba per saham (EPS) perseroan diharapkan meningkat dari Rp 1.159 menjadi Rp 1.345 per saham.

Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit lebih rendah dari yang diproyeksi sebelumnya tahun ini, yakni menjadi 5-7% dari sebelumnya 8-10% (yoy). Hal tersebut sudah memperhitungkan adanya dampak perlambatan ekonomi global dan permintaan kredit yang melambat karena Virus Korona.

Tahun lalu, BCA membukukan laba bersih sebesar Rp 28,56 triliun, tumbuh 10,5% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 12,1% (yoy) menjadi Rp 50,82 triliun.

Perseroan juga berhasil mencetak peningkatan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sebanyak 10 basis poin (bps) menjadi 6,2% dari sebelumnya 6,1%. Laba sebelum provisi dan pajak penghasilan (PPOP) juga tumbuh sebesar 15,5% ditopang oleh pertumbuhan laba operasional sebesar 13,6%.

ATM BCA. Foto: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal
ATM BCA. Foto: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal

Pertumbuhan laba tersebut didukung atas peningkatan penyaluran kredit tahun 2019 mencapai 9,5% menjadi Rp 603,74 triliun. Pertumbuhan tersebut berasal dari korporasi yang tumbuh 11,1% (yoy) menjadi Rp 236,87 triliun. Kemudian, kredit komersial dan UKM tumbuh 12% senilai Rp 202,89 triliun, kredit konsumer tumbuh 4,3% (yoy) menjadi Rp 158,33 triliun karena ada penurunan dari kredit kendaraan bermotor (KKB) khususnya roda dua yang minus 34,5% (yoy).

Eka menanggapi bahwa realisasi laba bersih tersebut sudah sesuai ekspektasi Danareksa Sekuritas dan konsensus analis. Begitu juga dengan NIM perseroan telah melampaui perkiraan. Pihaknya juga memberikan pandangan positif terhadap penurunan NPL perseroan hingga akhir tahun menjadi 1,3%.

Begitu juga dengan Lee Young Jun. Dia menyebutkan bawhwa kinerja keuangan tersebut sudah sesuai harapan. Pertumbuhan kredit korporasi, komersial, dan usaha kecil dan menengah menjadi faktor penopang. Sedangkan kredit konsumer cenderung stagnan. Pencapaian laba bersih dan PPOP BCA tahun 2019 setara dengan 98% dan 99% dari perkiraan Mirae Asset Sekuritas.

Sumber : Investor Daily

Berita Terkait

Let's block ads! (Why?)



"tengah" - Google Berita
February 26, 2020 at 03:02PM
https://ift.tt/2T0QgZh

Menakar Pertumbuhan BCA di Tengah Tekanan Global - Investor Daily
"tengah" - Google Berita
https://ift.tt/2STVLJo
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

Tornado Watch for parts of Middle Georgia - wgxa.tv

[unable to retrieve full-text content] Tornado Watch for parts of Middle Georgia    wgxa.tv "middle" - Google News December 30...

Postingan Populer