TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah hantaman sentimen negatif virus corona yang tak kunjung reda, rupiah berhasil mempertahankan posisinya sebagai mata uang terbaik di Asia dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan pekan ini, Jumat 31 Januari 2020, rupiah berada di level Rp13.655 per dolar AS, menguat tipis 0,015. Artinya, sepanjang pekan ini, rupiah telah terdepresiasi 0,527 persen.
Pada saat bersamaan, penyebaran virus corona semakin meluas ke beberapa negara lain selain Cina. Saat ini, virus corona telah terkonfirmasi memasuki India, salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia.
Pasar khawatir wabah virus corona tersebut akan berubah menjadi seperti epidemi SARS pada 2002-2003 silam. Selain itu, penyebaran tersebut dikhawatirkan akan melemahkan pertumbuhan ekonomi Cina, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Akibatnya, investor menghindari aset berisiko dan berlomba mengumpulkan aset investasi aman seperti emas dan yen.
Kendati demikian, nyatanya rupiah berhasil mempertahankan posisinya untuk tidak terdepresiasi cukup dalam seperti mata uang Asia lainnya. Sepanjang Januari 2020, rupiah berhasil memimpin kinerja penguatan mata uang Asia dengan bergerak naik 1,542 persen. Penguatan rupiah berhasil mengalahkan yuan renminbi yang menguat 1,392 persen dan dolar Hong Kong yang hanya naik 0,304 persen.
Namun, kata dia, rupiah bisa bertahan baik karena imbal hasil obligasi Indonesia yang masih dinilai menarik oleh investor. Hal itu juga yang membuat rupiah sempat menyentuh level tertinggi sejak Februari 2018.
“Imbal hasil obligasi Indonesia masih baik, apalagi ketika India mendapatkan penurunan rating terhadap obligasinya, sedangkan Indonesia berhasil mempertahankan peringkatnya dengan prospek yang masih cukup baik. Oleh karena itu ada shifting investor dari India berpindah ke Indonesia,” ujar Josua kepada Bisnis, Jumat Januari 2020.
Sementara itu, Analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan bahwa pelemahan rupiah juga didukung oleh kecenderungan aksi ambil untung oleh investor karena rupiah berhasil menembus ke bawah level Rp13.600 per dolar AS.
“Tetapi secara teknikal rupiah memberikan petunjuk berpotensi untuk melanjutkan penguatannya dalam beberapa perdagangan. Hanya, sentimen negatif datang dari fundamental eksternal, kalau ada sentimen lebih baik seperti perkembangan corona lebih kondusif rupiah pasti akan menguat lebih baik,” ujar Yudi saat dihubungi Bisnis, Jumat.
Namun, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa terbatasnya pelemahan rupiah karena didukung oleh intevensi Bank Indonesia. “Bank Indonesia hari ini kembali menjadi pahlawan dengan melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat.
"tengah" - Google Berita
February 02, 2020 at 09:35AM
https://ift.tt/38YrrSM
Di Tengah Hantaman Virus Corona, Rupiah Terbaik di Asia - Tempo
"tengah" - Google Berita
https://ift.tt/2STVLJo
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment